Berawal Dari Aku Kamu Dia (Jadilah
Kita)
Pagi yang cerah di Kabupaten Kecil
di Jawa Tengah, ada beberapa siswa yang duduk santai di teras depan kelasnya.
Beberapa siswa tersebut sedang duduk di kelas XII SMA ternama di Kabupaten
tersebut. Nama anak itu diantaranya Mega, Bayu, Lisa, Riana, Tiara dan Ridho.
Mereka berenam memang sering duduk santai didepan kelas, menunggu bel masuk
berbunyi. Sedangkan teman – teman yang lain ada yang duduk santai, ada yang
ngerjain tugas ada juga yang sedang bersenandung ria. Dari kejauhan tampaklah
seseorang dengan gagahnya berjalan menuju kearah mereka, seseorang itu adalah
guru Sejarah mereka yang bernama Pak Cahya. Pak Cahya di kenal sebagai seorang
guru yang sangat tegas, disiplin dan juga dermawan. Hari ini adalah hari sabtu
dimana pada pagi ini Pak Cahya memberikan pelajaran sejarah mengenai Penjajahan
di Indonesia. Saat Pak Cahya menyampaikan materibanyak murid – murid yang
memperhatikan apa yang di terangkan oleh Pak Cahya, ada juga yang tertidur pulas.
Salah satu siswa yang tertidur pulas adalah Ridho, dan teman sebangku Ridho pun
membangunkannya.
“ Dho, tidur aja kamu dengerin tu
Pak Cahya baru nerangin”
“ Ah, banyak ngomong kamu, jangan
ganggu aku kali ini”
“ Emangnya tadi malam kamu tidur jam
berapa Dho?”
“ Jam dua malam Bro, soal di ajak
nge-game abangku”
“ Dasar abang dan adik sama aja
hobinya nge-game”
Pak
Cahya yang sedang menerangkanpun merasa terganggu dengan adanya kebisingan yang
di perbuat Ridho dan teman sebangkunya, Bagus.
“ Ini kelas ya anak – anak , bukan
pasar bisa dilanjutkan pelajarannya?”
“ Bisa Pak” jawab murid – murid satu
kelas
“ kalau mau rame entar aja pas
istirahat, sekarang kerjakan soal halaman 24, 27 dan 30 dan dikumpulkan sebelum
pulang sekolah. Mengerti ?”
“ Mengerti Pak “ Jawab para siswa
Setelah pelajaran selesai, banyak
diantara siswa – siswa yang menyalahkan Ridho dan Bagus, dikarenakan kegaduhan
yang di perbuatnya saat pelajaran berlangsung. Ada juga yang hanya diam tidak
mau terlarut dalam permasalahan. Setelah kejadian tersebut kelasnya Ridho
terkenal dikalangan guru – guru, bukan karena pintar namun karena jago rame.
Wali kelas mereka Pak Eko pun sering menegur dan menasehati para siswa untuk
selalu tenang dan memperhatikan ketika guru – guru sedang menerangkan. Kelasnya
Ridho adalah kelas XII IA4, jumlah siswa dikelasnya Ridho sangatlah banyak
yaitu 43 siswa. Kelas XII IA4 diketuai Ilham, dia termasuk anak osis di SMAnya
yang terkenal pintar, tanggung jawab, rajin. Banyak para siswa yang sangat
menghargai apa yang dilakukan ketuannya. Sebelum Ilham terpilih menjadi
ketuannya, ketua terdahulu bernama Adi.
Hari ini adalah akhir bulan Agustus,
SMA tempat Ridho sekolah pun sedang merayakan acara Dies Natalis yang ke – 49
tahun. Ilham merupakan salah satu panitia dalam acara tersebut. Pada suatu
ketika di depan kelas terjadilah perbincangan anak – anak XII IA4.
“ Ham perlombaan Dies Natalis apa
aja?,” Tanya Indra
“ Banyak kok, besok aja ngebahasnya,
bareng teman – teman sekelas “
“ Oke, kalau gitu aku siap membantu
pak Ketua”
“ Jangan panggil pak ketua panggil
saja Ilham”
“ Siip dah Ham”
Sehari kemudian Ilham mengumpulkan
teman – teman sekelasnya untuk mendiskusikan siapa yang akan mengikuti lomba
tersebut. Banyak diantara mereka yang sangat antusias mengikuti perlombaan.
Perlombaan yang terselenggara diantaranya, lomba nyanyi, ngedance, hias
tumpeng, jalan sehat, debat dan lain sebagainya. Tiap perlombaan dikasih
penenggung jawab, Indra pun diberi tanggung jawab di perlombaan jalan sehat,
Ridho diberitanggung jawab pada perlombaan nyanyi, sedangkan Bayu diberi
tanggng jawab pada perlombaan ngedance. Ridhopun mengejak teman – teman agar
mau ikut lomba ngedance.
“ Siapa ni, yang mau ikut lomba
dance, jangan hanya Bayu dong, hey Mara kamu ikut lomba ya?”
“ aku, kamu nggak salah Dho?”
Tiba
– tiba Bayu memotong pembicaraan, “ Ridho nggak salah kok Mar, kamu ikut aja”
“ Iya Bay pasti aku ikut, eh Bay aku
ngajak Putri dan Tina ya”
“ Iya Mar, ajak aja mereka berdua
pasti mereka mau”
Setelah percakapan itu selesai,
akhirnya terbentuk kelompok dance yang kece yang terdiri dari enam personil
yaitu Bayu, Aldi, Aryo, Mara, Tina dan Putri. Selama satu minggu full setelah
pulang sekolah mereka ber-enam selalu latihan dance. Merekapun sering pulang
sehabis Maghrib, tidak hanya itu mereka rela dikunci dikelas demi latihan
dance. Apabila mereka terkunci jalan keluar untuk keluar adalah lewat jendelah.
Merekapun sering melakukan hal ini, mau bagaimana lagi salah satu ruangan yang
enak untuk latihan ya Cuma dikelas. Dari hari kehari persahabatan diantara
ke-enam anak itu makin akrab saja, pernah suatu saat disaat mereka mau seleksi
lomba terjadi permasalahan. Namun mereka bisa menghadapinya. Tak sia – sia
usaha mereka dalam latihan setiap seleksi lomba mereka selalu menang dan masuk
final. Difinal mereka betle dengan adik kelas mipa lima, dan akhirnya
dimenangkan oleh XII IA4.
“ Alhamdulillah, nggak sia – sia
latihan tiap sore kelaparan, kecapean, akhirnya menang juga” ujar Aldi.
“ Bener juga kamu di, berkat ini
juga kita makin akrab seperti keluarga” sahut Mara
“ Besok dimanapun kita berada dan
jadi apapun itu kita harus ingat satu sama lain oke” celetup Bayu
“ Sok bijak kamu Bay”
Tak terasa bulan demi bulan pun
berlalu ujian Nasional tinggal hitungan hari. Sebelum mendekati ujian Nasional
mereka berusaha belar bersama. Usulan belajar bersama alias kelompok
diprakrasai oleh Ilham selaku ketua kelas. Dirinya memiliki ide ini dikarenakan
kelas tempat dia memimpin selalu diremehkan oleh guru – guru dan teman – teman
satu SMA. Berkat usaha dan kerja keras dari mereka hasil ujian Nasional
merekapun bagus. Tidak hanya itu sewaktu pengumuman SNMPTN ternyata kelas XII
IA4 banyak yang di terima di Perguruan Nergeri ternama di Indonesia dan juga
dinyatakan sebagai kelas yang bayak diterima saat SNMPTN di SMAnya.
Suatu hari setelah pengumuman SNMPTN
mereka berlibur ke daerah sekitaran Jogya. Kegiatan ini makin mengakrabkan
mereka. Ilham pun membriefing mereka sebelum berangkat.
“ Ingat besok harus on time ya teman
– teman”
“ oke pak ketua”
“ Pak besok aku duduk depan karena
mabok darat pak” sahut Tina
“ Oke tin eh Mara juga diajak duduk
depan Tin, Dia kan juga mabuan”
“ Oke siap Pak ketua”
Saat liburan kekeluargaan mereka
makin terciptadan makin erat saja. Tidak hanya itu sikap kepedulian mereka
makin tumbuh disaat mereka mengunjungi tempat-tempat wisata seperti Pantai
Drini, Gunung Api Purba dan Malioboro. Setelah liburan usai dari Jogya mereka
tidak langsung santai – santai, mereka ada yang belajar untuk ikut test SBMPTN
ataupun tes sekolah kedinasan. Mereka yang sudah keterima di PTN juga sibuk
nyiapin berkas ondesk, walau sibuk mereka masih sempat berbegi ilmu dengan
kawan – kawan yang belajar untuk ikut SBMPTN. Pada suatu pagi Mara, Putri dan Rida datang kesekolah untuk belajar
bersama – sama untuk SBMPTN.
“Wah besok pas SBM yang keterima
diantara kita bertiga sapa aja ya?” kata Rida
“ Bismillah aja semua yang keterima”
sahut Mara
“ aamiin, Mar semoga saja begitu”
sahut Putri
Dari kejauhan datanglah Aryo, Bayu
dan Ridho mereka bertiga memang sering datang ke sekolahan, tidak hanya nyari
surat – surat untuk ondesk SNMPTN tetapi juga berbagi tips bagaimana
mengerjakan soal yang benar agar bisa lolos SBMPTN. Disamping itu mereka juga
sering makan bareng setelah pulang dari sekolah.
“ makan yuks teman – teman ?” ajak
Bayu
“ Bay kemana makannya ,ke Sinjo (
Warung Mie Ayam Lnagganan mereka dan teman – teman satu kelas)” Mara menjawab
“ Iya seperti biasa”
Setelah SBMPTN selesaidan sebagian
teman – teman Ridho ada yang melanjutkan sekolah baik diswasta atau negeri ada
juga yang menggeluti bidang usaha. Komunikasi yang terjalin diantara mereka
tetap terjaga walau jarak memisahkan mereka. Banyak kenanganyang tak akan
terlupakan di kelas ini, banyak cerita yang terjalin indah sampai saat ini.
Setiap lbiuran semesterpun Ridho dan
kawan – kawannya selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul. Misalnya saja pada
tanggal 24 Desember 2014 yang lalu Ridho dan kawan – kawannya berlibur dua hari
satu malam di Bantul.